Rabu, 26 Desember 2012

Udara di kota Paris malam itu sangat dingin. Salju mulai turun dengan indahnya. Pria dan wanita yang berpasangan sedang bersiap untuk berdansa waltz di tengah hamparan salju yang mulai tebal. Eiffel Tower menjadi pilihan pasangan muda di Paris untuk menikmati musim dingin dengan indahnya gemerlap lampu-lampu kota Paris yang romantis.
Cheryl Francois, seorang wanita bangsa eropa keturunan Indonesia sedang berjalan sendirian menelusuri tepi sungai Seine yang berada di sekitaran Eiffel Tower. Ia duduk sendirian di kursi-kursi kecil tepi sungai Seine, ia membolak-balikkan flip handphonenya seperti ada yang di tunggu. Cheryl sekilas seperti bangsa Eropa lainnya, mempunyai rambut yang pirang panjang, tinggi dengan rata-rata seperti orang Eropa lainnya dan mata biru tua dengan sorot tajam. Tetapi jika kita lihat dengan teliti, Cheryl mempunyai kulit kuning langsat layaknya seperti orang Asia. Perpaduan itu membuat Cheryl sangat cantik dan di kagumi oleh pria Eropa.
"Mademoiselle.. Maafkan aku, aku terlambat ", sahut seorang pria dan cukup membuat Cheryl terloncat.
"Alexandre! Kemana saja kau? Aku menunggumu dari 1 jam yang lalu", cetus Cheryl dengan nada kesal.
Alexandre tak langsung menjawab pertanyaan Cheryl, dia sedang mengagumi wanita yang ada di hadapannya. Ia tersenyum lebar melihat Cheryl yang sedang menggerutu kesal kepadanya. Cheryl sangat cantik persis seperti namanya, batin Alexandre. Ia memang datang terlambat untuk menemui Cheryl dan pergi makan malam bersamanya karena tadi ada beberapa hal yang harus di kerjakan sebelum ia pergi kemari.
"Sebagai gantinya aku akan mengajakmu kesebuah tempat yang pasti kau suka", rayu Alexandre dengan senyum khasnya.
"Hmmm.. Baiklah. Kau memang pintar memikat perhatian orang"
Alexandre membalasnya dengan tawa yang sumbang. Mereka berjalan menuju taman di dekat Eiffel Tower. Disana sangat banyak sekali pasangan yang memadu kasih dimana setiap pria dari pasangan tersebut ingin melamar sang kekasih di menara yang paling romantis di dunia itu. Mereka berjalan di temani dengan angin dan salju yang turun menerpa kulit dan hampir merasuk menuju tulang-tulangnya. Malam itu begitu sangat dingin, tetapi berhubung malam ini adalah perayaan Valentine's Day taman-taman di kota Paris sangat padat di kunjungi oleh para pria yang akan melamar kekasihnya.
Alexandre duduk bersama Cheryl di taman Tuileries tepi Seine dekat Louvre. Hamparan bunga yang berwarna-warni itulah membuat suasana perayaan Valentine's Day terasa lebih lengkap. Alexandre menyentuh pipi Cheryl, seketika pipinya langsung memanas dan merah. Ia juga mendekap Cheryl sambil menikmati pemandangan Eiffel Tower dan lampu yang menyala terang di sekitaran Champ Elysee. Cheryl sangat menikmati nuansa romantis ini, selain itu di sampingnya terdapat kekasih yang menemaninya. Mereka tertawa becanda dalam hiasan langit yang bertaburan salju dan secangkir cafetiere (kopi khas Perancis). Tak terasa denting suara lonceng terdengar, pertanda waktu telah menunjukan pukul 12 a.m. Para pria berlutut dihadapan kekasihnya untuk melamar, terlihat suasana semakin romantis sekali. Alexandre menggenggam tangan Cheryl untuk berlari di tengah hujan salju. Ia melindungi tubuh Cheryl dengan mantelnya yang cukup tebal dan mampu membuat hangat tubuh Cheryl.
"Kita akan kemana?", tanya Cheryl terengah-engah.
"Mencari cinta kita sesungguhnya!", seru Alexandre penuh dengan teka-teki.
Cheryl tak menjawabnya, ia rasa ia tak perlu banyak bertanya. Ia akan mengikuti kemana Alexandre kekasihnya pergi. Tak lama, mereka berdua tiba di Champ Elysee yaitu kawasan elit di Paris dengan nuansa yang glamour dan romantis. Alexandre berlutut dan berteriak dengan lantang dan memberikan serangkaian bunga mawar merah kepada Cheryl "Je t'aime mon amour. I love you my love Cheryl Francois. Will you marry me?"
Seketika Cheryl sontak kaget melihat apa yang telah di lakukan oleh kekasihnya. Wajahnya memanas. Dirinya seakan berlonjak dengan cepat. Banyak orang yang menyaksikan mereka berdua. Alexandre melamarnya? Apa betul, atau ini hanya sebuah lelucon?
"Alexandre Pasquier, berdirilah. Lihat di sekitarmu! Banyak orang disini!" jelas Cheryl dengan gugup sambil menggenggam tangan Alexandre.
"Aku akan berdiri setelah aku memasangkan cincin ini di jari manismu, mon amour!"
Rasanya, nafas Cheryl sangat berat. Ia sulit untuk bernafas, jantungnya berdegup tujuh kali lebih cepat dari biasanya. Tangannya gemetar ketika Alexandre mulai memasangkan cincin di jari manisnya, dan begitupun sebaliknya ketika Cheryl memasangkan cincin di jari manis Alexandre. Ini momen yang benar-benar tidak terbayangkan oleh Cheryl sebelumnya. Ia tersenyum lebar ketika melihat raut wajah kekasihnya yang manis. Nuansa klasik Arc de Triomphe de l'Étoile membuat suasana semakin megah dan terkesan romantis.
Setelah itu, mereka berjalan-jalan di kawasan Champ Elysee. Suasana malam yang begitu ramai dan berkesan. Alexandre menggenggam tangan Cheryl dengan lembut, Cheryl menyukai cara Alexandre menggenggam tangannya. Mereka berjalan di jalan Rue Avron yang memanjang dari Boulevard de Charonne hingga Porte de Montreuil. Memang jalan itu tidak terlalu ramai, dan hanya di terangi oleh lampu-lampu jalan saja. Pertokoanpun sudah mulai tutup. Cheryl melihat beberapa pria yang sedang mabuk di jalanan, dan itu membuat Cheryl ketakutan. Ia memeluk Alexandre yang berada di sampingnya.
"Kau tak usah khawatir, mereka tak akan mengganggu kita. Pecayalah!" ucap Alexandre membuyarkan lamunan Cheryl.
Cheryl mengangguk dan mulai ia mulai berjalan dengan cepat. Kekhawatiran Cheryl kini ada di depan mata. Beberapa pria bertubuh tinggi besar dan di tubuhnya terdapat beberapa tato sedang menghalangi perjalanan mereka. Langkah mereka terhenti, Alexandre menggenggam Cheryl agar tetap tenang. Ia mengerutkan keningnya. "Ada apa?" tanya Alexandre.
"Kurasa pacarmu sangat cantik," seru pria itu sambil terseyum lebar.
"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Alexandre.
"Aku hanya ingin bersamanya malam ini! Ayolah.."
Alexandre menarik tubuh Cheryl ke belakangnya. Pria berjaket hitam itu melayangkan pukulan ke arah Alexandre. Mereka memukul, menendang, meninju, dan menusuk Alexandre yang telah tersungkur lemah di tanah. Tangan Alexandre di genggamnya, rahangnya di tinju dengan kuat. Darah mulai menetes dari bibir Alexandre, Cheryl berteriak minta tolong sebelum akhirnya Alexandre pingsan. Dinginnya salju membuat suara Cheryl semakin serak. Cheryl di tampar oleh pria itu. Cheryl di seret oleh pria tadi dan ia melihat Alexandre yang sedang pingsan semakin jauh. Semakin ia berteriak, tamparan pun melayang padanya. Untungnya ada polisi yang mendengar suara teriakannya tadi, ia bersyukur. Dengan cepat polisi tersebut dapat mengatasi para pria tersebut. Dan mereka membawa Alexandre yang tak sadarkan diri ke rumah sakit.
Hawa rumah sakit yang tidak menyenangkan membuat Cheryl merasa semakin menggigil belum juga melihat keadaan Alexandre yang belum sadarkan diri juga.
"Benturan di kepalanya sangat keras, beberapa tusukan dan pukulan di dadanya juga membuat kondisinya semakin lemah," gumam seorang dokter kepada Cheryl.
"Maa Dieu, lalu dia bagaimana sekarang?"
"Anda masuk saja dulu untuk melihat keadaannya sekarang"
Cheryl segera masuk kedalam ruangan rawat kekasihnya. Dingin yang mencekam.. Itu pertama kali kesan memasuki ruangan tersebut. Dan, Ya Tuhan tubuhnya sekarang telah di deteksi oleh mesin semuanya. Apa separah ini? Cheryl menghampiri kekasihnya yang sedang terbaring lemas. Ia memeluk dan menangis melihat keadaan Alexandre. Mengapa harus ada kejadian seperti ini di malam saat kekasihnya itu melamar, gerutu Cheryl. Ia menggenggam tangan Alexandre yang sangat dingin. Ia perlahan membelai rambut sang kekasihnya itu. Ia mulai meneteskan air mata.
"Kau terlihat kesakitan saat mereka memukulimu. Kenapa kau tidak melawannya? Bukannya kau katanya jago bela diri? Melindungi dirimu saja kau tidak bisa, apalagi melindungi aku," ungkapnya dengan nada lirih.
Air matanya telah membasahi pipi Cheryl.
"Cepat bangkit, kau pernah berjanji bukan kepadaku? Kau pernah berjanji untuk pergi ke Moulin Rouge akhir februari nanti. Kau jangan lemah seperti ini. Bukankah cincin ini sudah saling terpasang pada jari manis kita masing-masing? Aku janji bila kau cepat bangkit aku akan sering membuatkan Soupe à l'Oignon Gratinée makanan kesukaanmu. Dan aku akan sering menemanimu ke Musée du Louvre. Jadi cepatlah kau sembuh!"
"Je t'aime. Aku mencintaimu." Suara Cheryl semakin lirih. Ia melepaskan genggaman tangan Alexandre. Ia meninggalkan ruangan rawat itu. Lalu ia duduk di depan kamar rawat Alexandre. Ia menghembuskan nafas bebas.
Tak berapa lama, para dokter berlarian menuju kamar Alexandre. Cheryl hanya terdiam membisu tanpa berkutik apapun, beberapa suster menyusulnya. Apa yang terjadi? Ada apa ini? Wajah Cheryl muram. Salah satu kerabat Alexandre memeluk Cheryl yang semakin tegang untuk menenangkannya. Air matanya mulai menetes.
Seorang dokter menghampiri Cheryl. Mereka gagal menyelamatkan Alexandre.
Tubuh Cheryl seakan kaku tetapi ia bergetar hebat, air matanya terus mengalir. Kekasihnya yang sejak malam tadi melamarnya kini telah pergi. Pergi meninggalkan Cheryl untuk selamanya. Tangannya yang semakin dingin ia genggam kuat-kuat. Ia mencoba menahan tangis. Tetapi tidak bisa. Suara tangisannya memecah suasana sunyi rumah sakit itu.
"Mon amour!! Apakah ini caramu? Kau meninggalkanku setelah kau memberikan sejuta kebahagiaan sebelumnya," lirih Cheryl.
Ia berjalan menuju Alexandre yang sudah terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Aku mulai mencintaimu ketika musim dingin datang. Dan kau membawa aku dalam kebahagiaan cintamu ketika musim dingin juga datang. Hingga kini, kau membiarkan aku melihatmu seperti itu saat musim dingin masih berlangsung.
Sekecil apapun kebahagiaan yang kau beri tak akan aku lupa untuk hari esok. Aku berjanji, aku akan mengenangmu lewat darah yang telah mengalir di dalam tubuhku dan beberapa serpihan hati yang kau buat untuk menghias jalannya cinta ini --- Alexandre Pasquier
Je t'aime..


Kamis, 01 November 2012

WINDOW VISTA

MEMBUAT LOGO WINDOW VISTA

Membuat logo window dengan cara Coreldraw X4

1. Buka Coreldraw anda dengan pilih New atau Ctrl+N dan buatlah 2 buah lingkaran seperti gambar


    2.Selanjut nya kita akan membuat efek sinar dengan Interactive Blandtool (Lingkaran kecil ditarik keatas)
        dan atur number of step pada property bar, lihat gambar :
3. Buat lagi lingkaran kecil dengan warna putih tanpa outline, dan kasih juga efek Transparasi dengan interactive Transparasi Tool

4. Setelah itu kita akan membuat jendelanya : Membuat kotak dengan Rectangle tool, dan miringkan dengan cara klik tengan pada kotak, hingga titik-titik pinggir berubah menjadi seperti drag dan geser ke kanan



5. Setelah itu pilih shapetool dan klik kanan pada kotak, kemudian pilih convert line to curves

6.Blok kotak kemudian pada property bar pilih convert line to curves

7. Pada garis atas drag ke atas hingga berbentuk seperti gambar :






8. Selanjutnya buat menjadi 4 kotak, bentuk dan warnai seperti gambar berikut :

9. Pada tahap ini beri efek sinar dengan interactive mesh fill tool dg cara klik salah satu kotak (maka akan ada kotak-kotak kecil, kita hilangkan dg cara mengklik 2kali tinggal seperti pda gambar):

 

10. Lalu kita warnai bagian tengah dg warna putih, seperti hasil pada gambar :





11. Sekaran kita gabungkan deh jadi satu, dan hasilnya akan seperti ini :